Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 19 November 2014

Laporan Eksperimen Fisika Efek Fotolistrik

EFEK FOTOLISTRIK

Heri Setiawan, Alimuddin Hamsah P., Anuhgraini Jumaru, Nurfadia Adlina, Nurfitrah H, Yuliastuti

Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Telah dilakukan experimen dengan judul “Efek Fotolistrik” yang bertujuan untuk mengamati perilaku cahaya sebagai partikel menurut teori kuantum dan menentukan besarnya konstanta planck. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati pengaruh intensitas cahaya terhadap perubahan arus yang terbaca pada perangkat percobaan serta mengamati pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa intensitas cahaya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap arus dan semakin besar frekuensi yang diberikan, maka potensial penghenti juga semakin meningkat.  Hal ini menunjukkan bahwa cahaya berperilaku sebagai partikel sesuai dengan teori kuantum. Selain itu, dari hasil experimen diperoleh nilai konstanta planck sebesar . Nilai ini belum menunjukkan kesesuaian dengan konstanta planck berdasarkan teori, yakni sebesar .


KATA KUNCI: efek fotolistrik, teori kuantum.




PENDAHULUAN

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu logam ketika disinari oleh cahaya, ketika frekuensi cahaya yang diberikan melewati frekuensi ambang logam tersebut. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Hertz pada tahun 1887 ketika mendemonstrasikan keberadaan gelombang elektromagnetik. Pada alat eksperimennya yang terdiri atas sebuah antena pemancar gelombang (transmitter) dan penerima gelombang (receiver), Hertz mengamati bahwa percikan bunga api yang timbul pada receiver akan lebih mudah terjadi jika elektrode tempat terjadinya percikan bunga api itu disinari dengan cahaya yang berasal dari percikan bunga api pada bagian pemancar.
Sebelum penemuan Hertz ini, efek fotolistrik pertama kali dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai gelombang bahwa adanya perubahan intensitas akan mempengaruhi transfer energi dari cahaya ke elektron namun, kenyataannya berdasrkan hasil eksperimen ditemukana danya fakta-fakta yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham tersebut, yang kemudian dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai partikel menurut teori kuantum, dimana meningkatnya frekuensi mempengaruhi transfer energi dari cahaya ke elektron sedangkan intensitas cahaya tidak berpengaruh.
Analisis semi-kuantitatif efek fotolistrik pertama kali dilakukan oleh Philips Lenard pada tahun 1902. Dalam eksperimennya, Lenard menggunakan sebuah tabung kaca yang divakumkan yang di dalamnya terdapat dua buah elektrode. Satu dari elektrode ini disebut katode cahaya yang terbuat dari bahan aluminium. Katode ini disinari dengan cahaya. Elektrode lainnya, disebut anode, diberi potensial listrik U yang lebih negatif terhadap katode. Jika elektron yang bermuatan negatif dapat melewati beda potensial antara kedua elektrode ini, maka akan terdeteksi arus pada rangkaian luar tabung. Selanjutnya Einstein dengan menggunakan gagasan kuanta Planck memberikan penjelasan teoritis terhadap hasil pengamatan gejala fotolistrik.
Eksperimen  ini selanjutnya dilakukan untuk mengamati perilaku cahaya sebagai partikel menurut teori kuantum dan menentukan besarnya konstanta planck, melaui dua kegiatan. Kegiatan pertama dilakukan dengan mengamati pengaruh intensitas cahaya yang diberikan terhadap perubahan arus yang terbaca pada perangkat experimen efek fotolistrik yang diguanakan, untuk kegiatan kedua dilakukan dengan mengamati pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti.
Penentuan nilai konstanta Planck dapat dilakukan dengan menggunakan teori Planck. Pada dasarnya ponstulat yang dikemukan oleh Einstein yaitu cahaya terdiri atas paket-paket energi atau foton yang bergerak dengan kecepatan cahaya, apabila frekuensi cahaya adalah v maka energi foton adalah E = hv, dalam proses fotolistrik satu foton diserap sepenuhnya oleh elektron pada permukaan logam. Dari ponstulat einstein ini dapat menjadi referensi untuk mengukur konstanta Planck.



TEORI

Pada experimen efek fotolistrik, berkas cahaya ditembakkan ke permukaan logam yang diletakkan di dalam suatu tabung vakum sehingga elektron terpencar keluar dari permukaan, Seperti terlihat pada gambar berikut:
 














GAMBAR 1. Rangkaian experimen efek Fotolistrik

Di dalam emisi fotolistrik, cahaya yang menumbuk sebuah benda menyebabkan elektron terlepas.
Model gelombang klasik meramalkan bahwa ketika intensitas cahaya dinaikkan, amplitudo dan energi cahaya juga bertambah. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak fotoelektron energitik yang dipancarkan. Akan tetapi, menurut teori kuantum, kenaikan frekuensi cahaya akan menghasilkan fotoelektron dengan energi yang membesar, tidak bergantung pada intensitas. Bila intensitas cahaya bertambah, jumlah elektron yang dipancarkan juga bertambah.
Dengan menggunakan teori Planck, Einstein menemukan gejala efek fotolistrik dengan persamaan:

                       (1)

dengan = energi kinetik maksimum (eV), dan = fungsi kerja logam (eV). Persamaan (1) memungkinkan pengukuran konstanta Planck  dengan analisis sebagai berikut. Cahaya dengan energi  menabrak elektron katode di dalam tabung hampa. Elektron memanfaatkan energi minimum  untuk melepaskan diri dari katoda, beberapa elektron keluar dengan energi maksimum . Umumnya, elektron tersebut dapat mencapai anoda dan dapat diukur sebagai arus fotoelektron.  Akan tetapi dengan menerapkan potensial balik Vs antara anoda dan katoda, arus fotolistrik dapat dihentikan. Ekmax dapat ditentukan dengan mengukur potensial balik minimum yang diperlukan untuk menghentikan fotoelektron dan mengurangi arus fotolistrik hingga mencapai nol. Hubungan antar energi kinetik dan potensial penghenti diberikan oleh:

                                   (2)

Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke dalam persamaan (2) diperoleh persamaan Einstein,
                        
                                  (3)

Bila  dan  diplot, akan diperoleh grafik sebagai berikut:

Slope =  
(x 1014 Hz)
(volt)
 










GAMBAR 2. Grafik hubungan potensial penghenti dengan frekuensi
Perpotongan kurva dengan   sama dengan   dan kemiringan kurva adalah . Dengan mengetahui nilai , konstanta  dapat ditentukan. Sedangkan perpotongan kurva dengan sumbu  memberikan harga frekuensi ambang dan perpotongan kurva dengan sumbu  dalam arah negatif memberikan harga fungsi kerja dari katoda.



METODOLOGI EKSPERIMEN

Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen ini yaitu: perangkat pengukuran konstanta planck PC-101, dan 5 buah filter warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru). Selain itu digunakan tisu pada saat mengganti filter dalam eksperimen. 
Metode penelitian dilakukan dengan penyetelan perangkat pegukuran konstanta Planck PC-101 sebelum  digunakan dengan mengatur posisi sumber cahaya dari sensor sejauh 35 cm serta posisi pengali arus pada x0,01, selanjutnya dilakukan dua kegiatan yaitu: untuk mengetahui pengaruh intensitas terhadap arus dan untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti.
Kegiatan Pertama,  untuk mengetahui pengaruh intentensitas terhadap arus dilakukan dengan meletakkan filter biru pada jendela tabung selanjutnya mengatur intensitas cahaya sampai terbaca arus pada layar, serta mengukur potensial penghenti pada posisi tersebut. Setelah diperoleh potensial penghenti pada posisi tersebut, selanjutnya mengatur potensial penghalang pada tiga keadaan yaitu: potensial penghalang lebih kecil dari potensial penghenti (V<Vs), potensial penghalang sama dengan potensial penghenti (V=Vs) dan potensial penghalang lebih besar dari potensial penghenti (V>Vs), kemudian menaikkan intensitas cahaya pada masing-masing keadaan serta mengamati perubahan pada arus sehingga akan diperoleh tiga data.

 











GAMBAR 2. Perangkat experimen efek fotolistrik

Kegiatan Kedua, untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti dilakukan dengan menganti filter biru yang digunakan pada kegiatan pertama dengan filter merah menggunkan tisu, selanjutnya mengatur potensial penghalang pada nilai nol dan mengatur intensitas cahaya sampai terbaca arus pada layar serta megukur potensial penghenti pada posisi tersebut. Kemudian menganti filter warna yang lain (jingga, kuning, hijau, biru) dan mengulangi prosedur yang sama sehingga diperoleh lima data.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

Hasil Pengamatan

Kegiatan Pertama
TABEL 1. Hasil Pengamatan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Arus
Warna
Filter
Keadaan
Pengaruh Intensitas Cahaya
Biru
V<Vs
V=Vs
-
V>Vs
-

Kegiatan Kedua
TABEL 2. Hasil Pengamatan Pengaruh panjang Gelombang terhadap Potensial Penghenti
Filter
Warna
Panjang Gelombang (nm)
Frekuensi
(x10-14Hz)
Potensial henti (volt)
Merah
Jingga
Kuning
635
4,72
0,36
570
5,26
0,63
540
5,56
0,75
Hijau
500
6,00
0,89
Biru
460
6,52
1,05


Analisis Data


GAMBAR 3. Grafik hubungan antara potensial penghenti dengan frekuensi

Berdasarkan grafik di atas diperoleh,

dimana,

Menentukan konstanta planck



Menetukan fungsi kerja Wo

Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu Percobaan Efek Fotolistrik yang bertujuan untuk mengamati perilaku cahaya sebagai partikel menurut teori kuantum serta untuk menentukan konstanta Planck. Dimana pada percobaan ini dibagi menjadi dua kegiatan. Pada kegiatan pertama, dilakukan pengamatan pengaruh intensitas cahaya terhadap kuat arus. Pada kegiatan ini terdapat tiga keadaan yang berbeda, yaitu ketika potensial penghalang dibuat lebih kecil, sama besar, dan lebih besar dari potensial penghenti. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap ketiga keadaan tersebut diperoleh bahwa perubahan arus terjadi pada saat potensial penghalang lebih kecil dari potensial penghenti (V<Vs) namun tidak terlalu signifikan, sedangkan pada saat potensial penghalang sama besar dan lebih kecil dari potensial penghenti tidak ada perubahan arus. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan intensitas cahaya tidak mempengaruhi kenaikan arus.
Sedangkan untuk kegiatan kedua, dilakukan pengamatan terhadap pengaruh frekuensi terhadap  potensial penghenti. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan maka semakin besar pula potensial penghentinya.
Berdasarkan hasil analisis grafik dari data yang diperoleh pada kegiatan kedua, didapatkan nilai konstanta planck sebesar . Nilai ini tidak mendekati nilai konstanta planck secara teori, yakni sebesar   . Hal ini terlihat dari %diff yang cukup tinggi yaitu sebesar 8,99%. Sedangkan untuk nilai fungsi kerja diperoleh . Adanya perbedaan yang sangat jauh antara konstanta planck secara teori dan yang diperoleh dari analisis grafik dipengaruhi dari perolehan data yang didapatkan pada saat praktikum yang kurang akurat, karena disadari pada saat pengambilan data tidak stabilnya tegangan sehingga lampu yang digunakan sering tidak sesuai dengan yang diinginkan.


SIMPULAN


Berdasarkan hasil experimen dapat disimpulkan bahwa cahaya berperilaku sebagai partikel menurut teori kuantum. Hal ini terlihat dari tidak adanya perubahan arus yang cukup signifikan akibat perubahan intensitas cahaya. Namun ketika frekuensi dirubah, potensial penghentinyapun ikut berubah. Selain itu,  penentuan konstanta planck yang diperoleh berdasarkan hasil analisis grafik sebesar  tidak menunjukkan kesesuaian dengan konstanta planck berdasarkan teori, yakni sebesar .



REFERENSI

Beiser, Arthur. 2003. Concepts of Modern Physics – Sixth Edition. McGraw-Hill. New York.

Subaer, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.

Sutopo. 2005. Pengantar Fisika Kuantum. Jurusan Fisika FMIPA UM. Malang.







0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About